Kekurangan Minum Berakibat Terkena Stroke


Kekurangan Minum Berakibat  Terkena Stroke
Menyeruput minuman dari botol air barangkali urusan sepele bagi banyak orang. Tapi, bagi Cut, sekadar memegang botol pun pernah menjadi masalah amat berat. Gara-garanya, pembuluh darah di otaknya kolaps alias kempot (bahasa Jawa, berarti kempis)—yang berakibat aliran darah tidak lancar. Bahkan, terjadi perdarahan mengenai saraf motorik sehingga tangan dan kaki kanan Cut lumpuh.

“Cut mengalami stroke karena dehidrasi. Ia kurang minum sehingga pembuluh darah di otak kolaps," ujar dokter Terawan Agus Putranto, ahli radiologi intervensi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta, kepada Tempo. Istilah lainnya, kempot (dari bahasa Jawa). "Dia juga mengalami perdarahan.” 

Menurut Terawan, stroke yang dipicu dehidrasi—seperti kasus Cut—merupakan 60 persen dari kasus yang dia tangani selama ini. Dia mengaku, banyak pasien yang sudah berhasil dibantu sejak dia mempraktekkan radiologi intervensi sejak 2004. Rentang usia pasiennya amat beragam. Bahkan, ada yang baru berumur tahun.

Stroke yang diderita 40 pasien Terawan yang lain rata-rata dipicu oleh gangguan pembuluh darah. Mulai dari pembuluh darah yang menggelembung seperti balon (aneurisma) hingga rangkaian pembuluh darah arteri dan vena di otak kusut (arteriovenous malformation).

Radiologi intervensi adalah pemanfaatan mikrokateter yang dilesakkan ke pembuluh darah di pangkal paha (arteri femoralis). Kateter terus masuk melalui pembuluh darah di perut, dada, lalu naik ke otak. Setelah mikrokateter sampai di pembuluh darah bermasalah, otak akan dicuci dengan cairan khusus.

Dalam proses ini, peran digital substraction angiografi (DSA), mesin canggih yang bisa memindai pembuluh darah ke dalam tiga dimensi, amatlah penting. Mesin ini memandu dokter untuk bertindak, termasuk saat menangani stroke akibat pembuluh darah kolaps, seperti yang dialami Cut.

Cut beruntung karena masalahnya segera diketahui. Sebab, diagnosis awal pada Cut langsung muncul setelah Terawan meneliti hasil pemindaian otak dengan computed tomography scan (CT Scan) dan magnetic resonance imaging (MRI). Penanganan pun disegerakan, dan kelumpuhan yang beberapa hari melanda Cut pun berangsur-angsur pulih.

Category: ,