Keikhlasan Ada Hadiahnya

Keikhlasan Ada Hadiahnya
Manusia  selalu  mengalami dua hal yaitu kalau tidak kurang, pasti dikurangi. Lalu timbul pertanyaan,  ‘Tuhan ini bagaimana, aku sudah kurang, dikurangi lagi? ‘ Bila bersikap demikian, sebaiknya berhati-hatilah, karena prasangka-prasangka ini bisa  menganggu iman kita.

Hati yang teruji, merasakan kesedihan di saat  kehilangan sesuatu. Hati yang sedih, bila sepertinya ada yang diambil dari kita. Padahal kita tahu Tuhan itu maha adil. Sehingga untuk setiap yang dikurangkan dariku, ada yang dilebihkan.

Perhatikanlah, kehidupan ini demikian adil. Orang-orang yang dulu kita cemooh karena kekurangannya, sekarang bisa mencemooh kita karena kelebihannya. Orang-orang yang dulu mentertawai saya waktu saya muda  dan miskin, sekarang saya bisa untuk menyanyi.  Tapi tidak saya lakukan, karena kejam sekali. 
Karena itu,  kita itu tidak boleh berlama-lama merasa menderita karena kekurangan. Segera membuka mata hati dan mata kepala untuk melihat yang sekarang menjadi mudah. Setiap kali ada kesulitan, sadari bahwa Tuhan itu menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Bersama kesulitan itu, ada kemudahan.

Keikhlasan Ada Hadiahnya

Tapi mata kita melihat kesulitannya, lalu merasa menderita dan tersiksa. Meratap, mengasihani diri. Lupa bahwa nanti akan ada kemudahan. Jika Tuhan sedang menguji, perlu kesungguhan hati yang besar untuk membawa diri melihat yang mudah.

Bahkan ketika kita baru mengalihkan perhatian dari penderitaan pada kebaikan, Tuhan sudah memudahkan jalannya. Tidak usah repot-repot untuk melaksanakan, karena untuk keikhlasan memindahkan perhatian dari yang sulit ke mudah ini ada hadiahnya.

Bagian kita adalah berkuat hati,  mengalihkan dari kesulitan ke yang baik. Tugas tuhan meneruskan dengan yang memudahkan. Setiap ujian hati ada tingkatannya. Ujian disesuaikan dengan kemampuan seseorang. 
Baru urusan gaji kecil, pangkat kecil, kita sudah marah-marah. Kapan pantas untuk kewenangan besar dan gaji besar? Baru urusan kecil, urusan dengan teman saja, kita sudah terintimidasi oleh komentar dia. Bagaimana pribadi seperti ini dapat melayani umat yang besar?

Kita kadang-kadang menggunakan hidup untuk hal-hal yang tidak perlu. Terutama bagi anak-anak muda. Perlu pandai melihat. Ini penting tidak  untuk masa depanku? Jika tidak, abaikan. Orang ini bantu aku tidak, kalau aku bantu? Kalau tidak, abaikan. Orang ini membuatku malu ketika  mengecewakan Tuhan tidak? Yang terjadi, anak muda, takut mengecewakan temannya. Lebih memilih  mengecewakan orang tuanya. Alasannya takut tidak punya teman.

Lebih baik tidak punya teman, daripada temannya banyak tapi tidak membawa pada kebaikan.

Category: