Wanita Lebih Cocok Jadi Wirausaha
Aju Isni Karim bersama 2 temannya sepakat memulai bisnis tahun 2006. Modal yang dikumpulkan bertiga berjumlah Rp15 juta yang digunakan untuk menyewa sebuah toko di ITC Kuningan dan biaya produksi pembuatan busana dari bahan kaus.
Butik Up2date yang diusungnya kini sudah berbiak menjadi 25 toko dengan menempati mal kelas atas, tidak hanya di seputaran Jakarta, tapi juga Bandung, Makassar, Banjarmasin, Medan, bahkan hingga ke Kuala Lumpur.
Lain lagi dengan Felicia Tampi yang berjualan french patisserie lewat media online. Sejak kuliah, Feli sudah ingin berwirausaha. Apalagi setelah bekerja sebagai seorang wartawan kuliner di sebuah majalah wanita, hasrat tersebut kian kuat.
Kini, walau baru mulai pada Desember 2011 lalu, toko virtual Le Rouge Flamingo miliknya sudah mulai dikenal banyak orang. Setiap bulannya sekitar 30-40 customer memesan macaroon. Bukan hanya 1 boks saja, tapi bisa 3-4 boks per customer.
Seperti dikatakan Rhenald Kasali, setiap insan dikaruniai jiwa entrepreneur. Dan jiwa entrepreneur ini perlu dikembangkan. Artinya, jika ingin menjadi seorang pengusaha sukses, tak melulu mengandalkan bakat. Melainkan harus mengetahui bagaimana cara mengasah kemampuan dengan terus berlatih.
"Untuk mendapatkan sesuatu, seseorang harus berlatih. Berlatih itu artinya melakukan, mau belajar dan melatih diri, bukan sekadar menghafal sebuah rumus," kata Ketua Program Magister Manajemen Universitas Indonesia ini.
Menurut Mari Elka Pangestu, yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Perdagangan RI, sekitar 25-33 persen perusahaan swasta di dunia dimiliki atau dijalankan oleh seorang wanita.
Bank Dunia juga menilai bahwa perusahaan yang dimiliki oleh wanita berkembang lebih cepat dibanding usaha yang dijalankan seorang pria. Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan mencatat dari 46 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sekitar 60 persen pengelolanya adalah kaum wanita.
Begitu juga dengan laporan perusahaan konsultan terkemuka dunia, Ernst & Young bahwa di Amerika Serikat, jumlah wanita yang memulai bisnis sendiri tercatat lebih banyak dua kali lipat dibanding pria.
Sedangkan berdasarkan riset dari Center for Women's Business, wanita di AS telah menciptakan lebih dari 23 juta pekerjaan atau sekitar 16 persen dari semua lapangan kerja di negara tersebut.
Artinya, dengan jumlah yang cukup banyak itu, peran wanita pengusaha menjadi cukup besar bagi ketahanan ekonomi, karena mampu menciptakan lapangan kerja, menyediakan barang dan jasa dengan harga murah serta mengatasi masalah kemiskinan.
Wanita Lebih Cocok Jadi Wirausaha?
Lantas apakah wanita lebih cocok jadi seorang wirausaha dibandingkan pria? Peluang antara pria dan wanita menjadi seorang wirausaha tak jauh berbeda. Gender tidak begitu memengaruhi sebuah usaha akan sukses atau tidak, asal Anda mampu mengelolanya dengan baik.
"Sebenarnya pria dan wanita itu sama saja. Kalau pria cenderung lebih boros dan lebih berani, kalau wanita lebih tekun dan mendalami, maka ia dapat lebih berhasil daripada pria," urai Rhenald lagi.
Apa yang diutarakan oleh Rhenald bukan tanpa alasan. Wanita yang menjadi seorang pengusaha bisa lebih berhasil ketimbang pria, intinya satu: mereka punya insting alamiah dan sangat mengerti arti uang. Dengan kata lain wanita lebih mampu mengatur dan menjaga struktur usaha terutama soal biaya atau keuangan.
Wanita juga terkenal dengan kemampuannya memahami sesuatu, biasa disebut dengan intuisi. Penulis buku Cracking Zone ini juga menyatakan bahwa, wanita adalah orang yang mampu 'membuka pintu'. Kaum hawa dipandangnya sebagai seorang yang mampu menghubungkan satu orang dengan lain. "Wanita lebih luwes, detail, dan lebih terbuka."
Hal yang diamini oleh Isni. Wanita akan menganggap perusahaan yang dimilikinya sebagai sebuah rumah yang perlu diatur agar berjalan baik. "Selain terbiasa ngatur, wanita juga luwes. Apalagi kalau menangani SDM yang kadang bikin pusing kepala," urai ibu empat anak ini.
Nah, karena sudah berbakat alamiah sebagai seorang wirausaha, langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk memulai bisnis sendiri?
1. Pilihan hidup
Inilah yang harus mulai diteguhkan. Usaha atau bisnis merupakan sesuatu yang sifatnya seumur hidup. Oleh karena itu kita harus yakin, bahwa usaha yang dijalankan ini merupakan pilihan hidup. Rhenald mengibaratkan usaha dengan sebuah kapal yang berlayar. Jika sudah berlayar, pantang rasanya untuk kembali. Maka, penting untuk mempersiapkan rencana (solusi) ketika menghadapi kegagalan.
2. Bukan sekadar mencari pelanggan
Saat akan membuka sebuah usaha, target pasar memang diperlukan. Tapi jangan sampai terfokus pada pelanggan. Antara pemilik usaha dengan pelanggan, amat diperlukan jalinan hubungan saling percaya satu sama lain.
3. Mempersiapkan modal bisnis
Menurut Rhenald, mempersiapkan bisnis modal harus dimulai dari sesuatu yang mudah hingga berujung pada hal yang sulit. Artinya, kita harus mulai memperhitungkan modal usaha mau seperti apa (modal sendiri atau bersama rekan). Namun tak jarang mereka yang menjalankan usaha dari hasil modal bersama, maka permasalahan yang muncul justru akan lebih banyak. Usaha yang telah maju akan terjadi perubahan, jika tidak di kontrol dengan baik, justru berujung pada kehancuran.
4. Motivasi
Ketika berwirausaha sendiri, kita tetap membutuhkan bantuan orang lain. Bisnis tak dapat jalan sendiri, perlu adanya dukungan dari orang lain, seperti keluarga, sahabat, bahkan pelanggan. Dalam kondisi ini, kita memerlukan bantuan orang lain untuk mengatasi segala macam hal serta menangani masalah tertentu.
5. Menentukan posisi
Sebelum bertekad mendirikan usaha, tentukan: menjadi product entrepreneur atau marketing entrepreneur. Keduanya memiliki cara kerja yang berbeda. Product entrepreneur, inilah yang banyak dipilih oleh orang Indonesia, menciptakan dan menghasilkan sesuatu produk, lebih mengarah pada proses produksi. Di sisi lain, ada marketing entrepreneur, pengusaha yang tidak menciptakan barang melainkan memfokuskan diri pada pemasaran produk.
Agar Usaha Berumur Panjang
Memulai usaha sudah. Lantas langkah apalagi yang harus dilakukan agar usaha tak hanya berusia hitungan bulan. Malah banyak yang berharap jika usaha yang dimulainya akan berumur panjang hingga generasi ke-2 atau atau ke-3.
Masih menurut Rhenald Kasali ternyata banyak faktor kunci agar usaha yang sudah dijalankan bisa berkembang pesat dan berumur panjang. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Kepercayaan
Penting dan sulit didapatkan. Jika pelanggan Anda sudah menanamkan benih kepercayaan, jangan sampai kepercayaan itu hilang karena kesalahan yang Anda perbuat. Umumnya, pelanggan menerima informasi negatif dari orang lain, kemudian mempercayainya. Jika hal itu tak benar, Anda harus segera memulihkan kepercayaan pelanggan.
2. Institusi
Sebagai mahluk sosial, sudah pasti memerlukan uluran tangan orang lain. Anda dapat mencari (merekrut) tim yang solid, mampu meng-handle semua keperluan usaha Anda. Oleh karena itu, pelayanan yang baik tak hanya diberikan pada pelanggan saja, tapi juga pada pekerja Anda. Tak ada salahnya jika Anda menjalin hubungan yang baik dengan pekerja Anda.
3. Cash Flow
Jangan sampai tertinggal masalah terkait dengan biaya. Cash Flow atau aliran kas merupakan hal krusial, karena berkenaan dengan aktivitas dalam usaha Anda, seperti membayar gaji untuk para pekerja, perkiraan mengenai kondisi keuangan, dan lainnya. Untuk itu, jangan sampai masalah ini menjadi penghambat usaha Anda.
4. Tata Nilai
Tata nilai berkaitan dengan pengaturan dan pengendalian. Oleh karena itu, tata nilai wirausahawan tentunya akan dijadikan panutan bagi rekan atau pelanggan. Tata nilai ini tentunya dapat dinilai dari karakter bukan dari pendidikannya. - Wanita Lebih Cocok Jadi Wirausaha
Category: Financial